Dalam dunia internet tentu saja kita sering membaca ataupun mendengar kata cybercrime atau pereatasan, selain merugikan cybercrime juga sangat membahayakan dalam dalam bidang tertentu misalnya pemerintahan, militer, edukasi dan masih banyak lainnya. Berikut 5 peristiwa cybercrime yang pernah terjadi didunia:
1. Serangan Wor Stuxnet (2010).
Serangan worm Stuxnet banyak
dipandang oleh para pakar sebagai salah satu serangan terbesar yang melibatkan
kode program yang sangat kompleks.
Serangan worm ini memanfaatkan berbagai macam celah yang ada
di sistem operasi Windows yang belum banyak diketahui, dan mengincar sistem
industri yang mengendalikan berbagai perangkat mesin di instalasi pembangkt
listrik maupun di pabrik-pabrik.Tak salah bila banyak yang curiga bahwa worm
ini didalangi oleh pihak yang besar, bahkan disponsori oleh negara besar,
dalalam hal ini adalah negara barat.
“Level serangan seperti ini hanya
bisa dilakukan oleh pemerintahan sebuah negara, atau sebuah entitas yang didukung
oleh pendanaan luar biasa,” kata Paul Royal, pakar TI dari Georgia Institute of
Technology.
Iran menjadi negara yang paling banyak tertular oleh worm
ini, dan banyak yang curiga, pihak barat sengaja ingin melumpuhkan pembangkit
nuklir Bushehr dengan worm ini.
2. Operasi Aurora (2009).
Pada 2009, sekitar 30 perusahaan
besar termasuk Google dan Adobe Systems, dikabarkan benajdi korban serangan
cyber yang sangat rumit. Para hacker berhasil mencuri properti intelektual dari
perusahaan-perusahaan tadi dengan memanfaatkan celah keamanan pada browser
Internet Explorer.
Vice President of Threat Research
McAfee, Dmitri Alperovitch mengatakan bahwa ia menemukan kata ‘Aurora’ pada
direktori file di komputer penyerang, saat melakukan pelacakan dari komputer
yang telah terinfeksi. Dipercaya, hacker menamakan Aurora sebagai nama operasi
ini.Peresmian laman Google di China pada April 2006
“Pada kasus Aurora ini, mereka
tidak menginginkan uang. Mereka mengincar repositori sistem proprietari dan
properti intelektual yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan serta kode sumber
sistem yang merupakan hal yang terpenting dimiliki oleh perusahaan-perusahaan
ini,” kata Alperovitch.
Tak cuma orang-orang yang bekerja
pada perusahaan multinasional yang harus berhati-hati dengan upaya intrusi ini,
namun beberapa tokoh oposisi China juga diincar. Dari dokumen yang dibocorkan
oleh Wikileaks, serangan ini diinstruksikan oleh seorang petinggi di
pemerintahan China.
3. Sentral Komando AS (2008)
Pada 2008 Departemen Pertahanan
AS, mendapat serangan. Sumbernya: sebuah USB flash drive yang tidak berwenang
yang diselipkan ke salah satu laptop di sebuah markas militer AS di Timur
Tengah.
Flash disk tersebut mengandung
kode berbahaya yang dikembangkan oleh intelijen asing dan menyebar melalui
sistem komputer Departemen Pertahanan AS dan menyebabkan data dikirim ke server
asing.Serangan militer lainnya yang dilakukan melalui media portabel adalah
peristiwa penyalinan 250 ribu data memo diplomatik AS dan video serangan heli
Apache pasukan AS terhadap sekelompok sipil oleh Prajurit Satu Bradley Manning
ke dalam CD Lady Gaga dari salah satu markas militer AS di Irak.
4. Georgia (2008)
Pada 2008 Rusia dan Georgia
terlibat konflik di Ossetia Selatan. Serangan cyber melumpuhkan beberapa situs
pemerintah Georgia dan situs-situs media lokal, setelah Georgia menyerang
Ossetia Selatan. Ini merupakan serangan yang mirip dengan serangan ke Estonia
pada 2007.
Serangan terhadap Georgia juga
dilakukan menggunakan metoda Distributed Denial of Service. Siapapun dalang
serangan ini sepertinya telah mengembangkan botnet, di mana masyarakat bisa
mengunduhnya untuk membantu serangan terhadap situs-situs Georgia.
5. Estonia (2007)
Estonia menghadapi gelombang
serangan cyber yang melanda segenap infrastruktur internet negara itu, mulai
dari situs-situs pemerintahan, perbankan, hingga situs-situs surat kabar
lokalnya.
Serangan ini terjadi bersamaan
dengan perseteruan antara Estonia dan Rusia terkait dengan rencana pemindahan
makam Tallinn oleh pemerintahan Estonia. Para analis media menyebut konflik ini
sebagai perang cyber pertama. Namun, pihak Rusia sendiri membantah bahwa
serangan-serangan terhadap Estonia dilancarkan oleh pemerintah Rusia.

Komentar
Posting Komentar